Ketika hendak
membuat suatu keputusan yang komplek atau memecahkan masalah, seringkali kita
meminta nasehat atau berkonsultasi dengan seorang pakar atau ahli. Seorang pakar
adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman spesifik dalam
suatu bidang; misalnya pakar komputer, pakar uji tak merusak, pakar politik dan
lain-lain. Semakin tidak terstruktur situasinya, semakin mengkhusus (dan mahal)
konsultasi yang dibutuhkan.
Sistem Pakar (Expert
System) adalah usaha untuk menirukan seorang pakar. Biasanya Sistem Pakar
berupa perangkat lunak pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa
yang sebanding seorang pakar dalam bidang problem yang khusus dan sempit. Ide
dasarnya adalah: kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran
yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan
pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu
komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dll.) seperti
layaknya seorang pakar, kemudian menjelaskannya ke pengguna tersebut, bila
perlu dengan alasan-alasannya. Sistem Pakar malahan terkadang lebih baik unjuk
kerjanya daripada seorang pakar manusia!
Kepakaran (expertise)
adalah pengetahuan yang ekstensif (meluas) dan spesifik yang diperoleh melalui
rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar dapat
mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar dalam
memecahkan problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang, pakar
top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada pakar yunior.
Tujuan Sistem
Pakar adalah untuk mentransfer kepakaran dari seorang pakar ke komputer,
kemudian ke orang lain (yang bukan pakar). Proses ini tercakup dalam rekayasa
pengetahuan (knowledge engineering) yang akan dibahas kemudian.
Manfaat dan
Keterbatasan Sistem Pakar
1. Manfaat
Sistem Pakar
Mengapa Sistem
Pakar menjadi sangat populer? Hal ini disebabkan oleh sangat banyaknya
kemampuan dan manfaat yang diberikan oleh Sistem Pakar, di antaranya:
a. Meningkatkan output dan produktivitas, karena Sistem Pakar
dapat bekerja lebih cepat dari manusia.
b. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang
konsisten dan mengurangi kesalahan.
c. Mampu menangkap kepakaran yang sangat terbatas.
d. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya.
e. Memudahkan akses ke pengetahuan.
f. Handal. Sistem Pakar tidak pernah menjadi bosan dan
kelelahan atau sakit. Sistem Pakar juga secara konsisten melihat semua detil
dan tidak akan melewatkan informasi yang relevan dan solusi yang potensial.
g. Meningkatkan kapabilitas sistem terkomputerisasi yang
lain. Integrasi Sistem Pakar dengan sistem komputer lain membuat lebih efektif,
dan mencakup lebih banyak aplikasi .
h. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau
tidak pasti. Berbeda dengan sistem komputer konvensional, Sistem Pakar dapat
bekerja dengan inofrmasi yang tidak lengkap. Pengguna dapat merespon dengan:
“tidak tahu” atau “tidak yakin” pada satu atau lebih pertanyaan selama konsultasi,
dan Sistem Pakar tetap akan memberikan jawabannya.
i. Mampu menyediakan pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja
dengan Sistem Pakar akan menjadi lebih berpengalaman. Fasilitas penjelas dapat
berfungsi sebagai guru.
j. Meningkatkan kemampuan problem solving, karena mengambil
sumber pengetahuan dari banyak pakar.
k. Meniadakan kebutuhan perangkat yang mahal.
l. Fleksibel.
2. Keterbatasan Sistem Pakar
Metodologi
Sistem Pakar yang ada tidak selalu mudah, sederhana dan efektif. Berikut adalah
keterbatasan yang menghambat perkembangan Sistem Pakar:
a. Pengetahuan yang hendak diambil tidak selalu tersedia.
b. Kepakaran sangat sulit diekstrak dari manusia.
c. Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau
problem bisa berbeda-beda, meskipun sama-sama benar.
d. Adalah sangat sulit bagi seorang pakar untuk mengabstraksi
atau menjelaskan langkah mereka dalam menangani masalah
e. Pengguna Sistem Pakar mempunyai batas kognitif alami,
sehingga mungkin tidak bisa memanfaatkan sistem secara maksimal.
f. Sistem Pakar bekerja baik untuk suatu bidang yang sempit.
g. Banyak pakar yang tidak mempunyai jalan untuk mencek
apakah kesimpulan mereka benar dan masuk akal.
h. Istilah dan jargon yang dipakai oleh pakar dalam
mengekspresikan fakta seringkali terbatas dan tidak mudah dimengerti oleh orang
lain.
i. Pengembangan Sistem Pakar seringkali membutuhkan
perekayasa pengetahuan (knowledge engineer) yang langka dan mahal.
j. Kurangnya rasa percaya pengguna menghalangi pemakaian
Sistem Pakar.
k. Transfer
pengetahuan dapat bersifat subyektif dan bias.
Tags
article